Wardi, Sosok Penjual Pulsa Tunanetra yang Pantang Menyerah TACTICLE MINDS, MAJALAH DEWASA BAGI TUNANETRA KELAINAN ANEH, WANITA NORMAL INI PILIH JADI TUNANETRA PERMANEN
Senin, 16 November 2015
no image

Wanita bernama Jewel Shuping memiliki cita-cita menjadi tunanetra sejak kecil, meski ia awalnya memiliki penglihatan yang normal.

Citizen6 Siapapun manusia normal pasti tidak ingin memiliki kekurangan fisik. Apalagi menjadi tunanetra, sungguh suatu pengalaman mengerikan yang tidak diinginkan oleh semua orang. Namun bagi Jewel Shuping, menjadi buta adalah cita – citanya sejak kecil, meski ia awalnya memiliki penglihatan yang normal. Jewel dilahirkan dengan kondisi fisik normal dan tidak memiliki kekurangan atau kelainan apapun, namun semua itu berubah drastis sejak ia menginjak usia kanak – kanak.
Sejak saat itu ia sering menghabiskan waktunya berjam – jam menatapi sinar matahari langsung dengan mata terbuka. Semua ini dilakukannya karena ia sangat terobsesi ingin menjadi buta. Keinginannya untuk menjadi buta semakin tidak tertahan lagi pada tahun 2006, saat itu ia berusia 21 tahun. Ia memutuskan untuk mencari seorang simpatisan (seorang psikolog) yang mau menyiramkan Drain Cleaner ke matanya. Drain Cleaneradalah obat kimia yang digunakan untuk membersihkan saluran pipa yang tersumbat (misal toilet, showerwastafel).
Menurut ilmu kedokteran psikologi, Jewel kemungkinan memiliki kelainan Body Integrity Identity Disorder (BIID), suatu kondisi di mana seseorang yang memiliki tubuh sehat walafiat meyakini bahwa dirinya mempunyai kekurangan fisik atau kemauan yang kuat untuk merusak salah salah satu anggota tubuhnya sendiri. “Ketika saya masih anak – anak, ibuku sering menemukan diriku berjalan di lorong – lorong rumah di malam hari. Saat itu usiaku kira – kira tiga atau empat tahun.

“Pada saat usiaku menginjak enam tahun, saya ingat, pada waktu itu saya berpikir menjadi buta akan membuatku merasa nyaman”. Dia menceritakan.

Di usianya yang menginjak remaja 18 tahun, ia berpura – pura menjadi buta dengan mengenakan kacamata hitam yang tebal dan menggunakan tongkat penuntun jalan layaknya yang dipakai oleh orang – prang buta lainnya. Pada usia 20 tahun, ia sudah fasih dengan Braille dan menggunakannya dalam kegiatan sehari – hari.

Upaya penyembuhan ke rumah sakit sempat dilakukan oleh keluarganya agar ia bisa melihat kembali secara normal. Namun ia menolak karena hal itu bertentangan dengan keinginannya untuk menjadi buta secara permanen. Perlu waktu sekitar setengah tahun hingga akhirnya ia menjadi benar – benar kehilangan penglihatannya secara permanen.

Jewel saat ini berusia genap 30 tahun dan sangat bangga karena keinginannya untuk menjadi buta benar – benar sudah tercapai. Dia tidak merasa menyesal sama sekali dan malah merasa senang karena bisa membantu orang – orang buta lainnya dalam menjalani hidup secara mandiri.

Jewel berbagi pengalaman hidupnya untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahayanya BIID dan mendorong orang – orang dengan kondisi tersebut agar secepatnya mencari bantuan dari profesional.

“jangan menjadi buta seperti yang saya lakukan. Saya tahu ada suatu dorongan, namun suatu saat nanti mungkin ada pengobatan untuk itu”. Ujar Jewel.

Dikutip dari : Mirror
Read more
no image



Liputan6.com - Lisa Murphy adalah seorang wanita yang memiliki ide membuat majalah dewasa yang diperuntukkan bagi para penyandang tunanetra. Majalah bernama Tacticle Minds itu dilengkapi tulisan braille serta gambar-gambar bertekstur anatomi tubuh pria dan wanita yang berpose sensual.
Menurut Lisa, penyandang tunanetra juga mempunyai hak untuk dapat menikmati majalah dewasa tersebut.
Pembuat Tacticle Minds beranggapan orang buta juga punya hak menikmati majalah dewasa.Dilansir dari TelegraphTactile Minds sendiri menampilkan gambar bertekstur tersebut sebanyak 17 gambar. Namun, majalah ini berbeda dengan majalah porno biasanya. Karena tidak berwarna, gambar yang dibuat oleh Tactile Minds ini sama sekali tidak menarik bagi orang biasa pada umumnya. Dibandingkan majalah dewasa seperti Playboy, majalah yang satu ini dijual dengan harga yang jauh lebih mahal.
Lisa merasa ini adalah peluang yang belum terbidik dan dia memanfaatkannya. Sebenarnya Playboy sudah terlebih dahulu membuat majalah semacam ini, namun mereka saat itu hanya menampilkan dalam bentuk teks. (Dsu/hdy)

Dikutip dari : Liputan6.com
Read more
no image

Melalui olahraga golf, penyandang tunanetra bisa melakukan banyak hal seperti orang-orang lain.


Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan olahraga bisa dilakukan siapa saja, termasuk orang yang berkebutuhan khusus. Salah satunya adalah Aria Indrawati. Bermain golf menjadi kegiatan rutin Aria semenjak tiga tahun terakhir ini. Sekilas tidak tampak bahwa Aria tunanetra. Karena serius berlatih, kemampuan Aria bermain golf terus membaik.
Sejauh ini Aria bisa disebut sebagai atlet golf penyandang tunanetra pertama di Indonesia. Baru-baru ini di tahun 2015, Aria mewakili Indonesia dalam kejuaraan golf tunanetra di Jepang.
Menekuni olahraga golf bukan semata hobi. Aria ingin membuktikan penyandang tunanetra tak perlu dikasihani atau merepotkan orang lain. Penyandang tunanetra bisa melakukan banyak hal seperti orang lain.
Aria Indrawati lahir di Surabaya 50 tahun lalu, dari pasangan Koeswandi dan Sutiani. Anak keempat dari tujuh bersaudara ini buta sejak lahir.
Sejak kecil rasa ingin tahu Aria sangat tinggi. Kebutaan tidak menghalanginya menambah pengetahuan di segala bidang, walau Aria harus berusaha ekstra keras.
Perjalanan hidup Aria tidak semudah anak-anak sebayanya. Fasilitas untuk penyandang tunanetra sangat terbatas. Sejumlah lembaga pendidikan bahkan terus terang menolak memberi kesempatan pada penyandang tunanetra. Aria merasa mendapat perlakuan tidak adil.
Pantang menyerah meraih pendidikan terbaik, Aria tetap sekolah di sekolah umum. Tahun 1988, Aria lulus sarjana hukum di Universitas 17 Agustus Semarang, dengan IPK 3,55. Aria bahkan sempat delapan tahun menjadi dosen. Tapi aria belum puas.
Aria ingin berbuat lebih banyak untuk para penyandang tunanetra. Sekarang Aria bertugas sebagai Ketua Umum Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), Aria juga bertindak sebagai pembimbing para tunanetra di Yayasan Mitra Netra.
Aria aktif berkarya bukan hanya di dalam negeri. Aria adalah anggota komite eksekutif, Persatuan Tunanetra Dunia di kawasan Asia Tenggara. Sosok Aria telah menginspirasi banyak orang.
Aria berharap pemerintah memberi perhatian lebih pada upaya memperbaiki sarana pendidikan bagi para penyandang cacat.
"The more we give, the more we get, yang berarti semakin banyak kita memberi, semakin banyak juga kita akan menerima," moto Aria Indrawati.

Dikutip dari : Liputan6.com
Read more

BLINDSTUFFS adalah alat bantu bagi penyandang tunanetra. Terdiri dari sepatu dan kacamata yang masing-masing terdapat sensor untuk mengetahui adanya halangan. Bukan hanya sebagai alat bantu namun juga bisa digunakan untuk fashion. Fleksibel dan trendy !




Status : In progress
Price : Rp 400.000 (tergantung pemesanan)

Lab Analog UKWMS
CP : pecinta.vespa@gmail.com

Read more
Senin, 14 September 2015
no image

Jika ada kritik dan saran mengenai Blindstuffs, silakan hubungi kami dengan mengisi pada form di bawah ini


Read more
no image

BLIND STUFFS

1.      Riset Pasar
Blind stuffs diperuntukkan bagi para penyandang tunanetra. Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Mata Cicendo Hikmat Wangsaatmadja, penyandang tunanetra di Indonesia mencapai 3,5 juta orang atau setara dengan jumlah penduduk Singapura. Penyakit kebutaan di Indonesia menempati posisi kedua di dunia, yang mana dari sekitar 45 juta penduduk dunia yang buta 3,5 jutanya adalah warga Indonesia.

2.      Online
Blog untuk produk blind stuffs yakni blindstuffs.blogspot.com. Kata kunci yang digunakan yakni blind, tunanetra, sepatu tunanetra, kacamata tunanetra, alat bantu tunanetra.

3.      Tren
Tren di era saat ini adalah kecenderungan seseorang menggunakan alat yang praktis dan tidak ribet saat digunakan.

4.      Produk/ Jasa Baru
Produk sejenis blind stuffs sebenarnya sudah ada namun dirasa belum efektif untuk digunakan. Maka dari itu dibuatlah produk blind stuffs yang merupakan kombinasi dari kacamata dan sepatu tunanetra yang akan memudahkan penyandang tunanetra dalam berjalan.

5.      Nilai Tambah
Nilai tambah dari produk ini adalah kepraktisan. Selain itu sepatu dan kacamata tunanetra dapat digunakan untuk style

6.      Tindak Lanjut

Menawarkan produk melalui blog dan situs media sosial
Read more
Minggu, 13 September 2015
no image

Berbisnis memang bukan perkara gampang. Tak semua orang mampu bertahan dalam jatuh-bangun saat berbisnis. Meski demikian, ada beberapa orang yang menunjukkan kegigihan dalam berbisnis. Salah satunya adalah Wardi.
Sekilas, memang tak ada yang membedakan Wardi dengan pria tanggung sebayanya. Yang membedakan hanyalah, Wardi memiliki keterbatasan dalam penglihatan. Meski tunanetra, keterbatasannya tersebut tak membuat Wardi patah arang untuk berbisnis.
Bisnis yang ia lakukan memang hanya bisnis kecil-kecilan menjual pulsa. Namun Wardi melakukannya sepenuh hati. Sehari-hari, Wardi berjualan pulsa di kios kecil di pinggir Jalan Cik Ditiro, Yogyakarta. Dengan sebuah etalase berisi voucher pulsa dan kartu perdana beberapa operator, Wardi siap melayani pembeli yang membutuhkan pulsa.




Karena keterbatasannya dalam melihat, Wardi terkadang ditipu beberapa orang yang memanfaatkannya. Suatu kali, seorang pembeli memintanya untuk mengisikan pulsa ke beberapa nomor ponsel.
Kemudian pembeli tersebut meninggalkannya dengan dalih mengambil uang di atm. Namun hingga sore, pembeli tersebut tak kunjung kembali. Wardi merugi hingga Rp700 ribu. Ada pula beberapa pembeli yang kabur begitu saja setelah ponselnya diisikan pulsa.
Meski acap mendapat perlakuan tidak menyenangkan tersebut, Wardi mengaku tidak kapok berjualan pulsa. Ia pun tidak berniat melaporkan orang-orang yang menipunya ke pihak yang berwajib. Ia hanya percaya, Tuhan akan membalas perbuatan mereka terhadapnya. Apa yang ia lakukan adalah suatu tindakan amal bagi dirinya sendiri.

Sumber : citizen6.liputan6.com
Read more